Langsung ke konten utama

MOGOK

Liburan Natal kemarin, Si Giani (nama baru FL-ku) mengantarkan kami sekeluarga ke Trenggalek. Berangkat dari Sidoarjo hari Sabtu tgl 24 jam 13.30 WIB. Kondisi cuaca panas. Lalu lintas padat merambat. Terutama jalur Sidoarjo sampai Brangkal. Sidoarjo-Mojokerto merambat. Rata-rata kecepatan 30-40 km/jam. Diselingi antrian panjang di lampu merah. AC mobil On terus untuk mengatasi cuaca yang panas.

Memasuki kota Jombang, hujan turun. AC tetep On agar kaca tidak berembun. Keluar kota Jombang, lalu lintas agak lancar. Tapi selepas Perak kembali merambat. Ada antrian di rel kereta yang jeglongannya dalam. Sejauh ini, si Giani tidak menunjukkan gejala apa-apa.

Perjalanan berangkat lancar sampai rumah orang tua di Trenggalek jam 18.30. Terhitung 5 jam. Agak lambat dibandingkan dengan kondisi biasa, yang dapat ditempuh dalam waktu 4 jam dengan jalan santai.

Perjalanan Kembali. 
Tgl 26 Desember waktunya kembali ke Sidoarjo. Perjalanan dimulai jam 13.00 WIB. Mulai masuk Kediri, sudah ada antrian panjang di lampu merah dekat alun-alun. Tapi Si Giani masih normal. Keluar kota Kediri, si kecil minta dibelikan minuman. Berhenti di semampir, dekat tempat bus nongkrong.

E lha dalah. Selesai beli minuman, si Giani tidak mau nyala. Di starter sampai sekitar 5 kali tidak mau nyala. Ingat pengalaman yang lalu, dimana bensin tidak mau naik, maka dibukalah filter udara. DIlakukan pemancingan bensin dengan menuang bensin pada karburator. Eh...kok bensin pada tumpah. Lah...ternyata bukan karena bensin telat naik. Tapi karburator kebanjiran.

Takut terjadi apa-apa, maka dicarilah bengkel. Dengan bantuan seorang Bapak penjual roti yang baik hati. Dipanjami sepeda motor untuk ke bengkel.

Dapatlah bengkel terdekat, bengkel rumahan, kira-kira 1 km dari lokasi mogok. Ketemu dengan orang bengkel. Namanya bengkel pak Toyo. Namun ketika itu yang ada anak buahnya. Sama pak montir, karburator dilihat. Vonisnya sama. Karburator banjir. Cukup dengan beberapa tindakan, akhirnya si Giani hidup lagi. Greng.....siap untuk melanjurkan perjalanan. Waktu ditanya ongkos, pak montir hanya bilang seikhlasnya. Ya udah, dikasih 20 ribu.

Perjalanan dilanjutkan, walau dengan hati tidak tenang. Sampai Purwoasri, lalu lintas macet total. Hampir 2 jam, kondisi stop and go. Jalan setengah meter, berhenti, jalan lagi. Begitu seterusnya, sampai melewati Berakan. Ternyata pusat kemacetan adalah rel kereta yang jeglong dalam, dan menyempit. Sama kayak waktu berangkat kemarin.

Lewat rel kereta, perjalanan lancar dengan kecepatan kembali ke 30-40 km/jam. Sampai Brangkal, kondisi kembali macet. Simpulnya di perempatan dekat terminal. Selepas itu perjalana bisa dibilang lancar.

Ketemu macet lagi sampai di bypass Krian, di lampu merah. Selepas itu lancar lagi. Namun sampai Trosobo, terpapar pemandangan yang lain. Arah ke Mojokerto macet total karena ada truk terguling. Macetnya sampai berkilo-kilo meter. Sampai belok ke perumahan Tawangsari, kondisi masih macet.

Sampai di rumah jam 08.30 WIB. Total perjalanan plus mogok 7,5 jam. Lamanya sama seperti macet waktu Lebaran yang lalu. Alhamdulillah, si Giani tidak rewel lagi.

Catatan selama perjalanan. Temperatur saat macet dengan AC On hampir setengah. Tidak pernah sampai setengah. Normal. Kondisi AC, dingin. Normal. Gas sering nyendat. Perlu servis karburator. Sudah disarankan sama montir Sunar bulan lalu, belum sempat.

Agenda minggu depan adalah perjalana Sidoarjo-Magetan-Trenggalek-Sidoarjo. Mudah-mudahan ada waktu untuk servis karburator. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kotak Sekring dalam Kabin

Meskipun letaknya di dalam kabin, tutup kotak sekring Ford Laser eks taksi yang berada di samping pintu pengemudi ternyata tidak sepenuhnya “aman”, alias bisa saja hilang. Mungkin karena memang sudah tidak ada saat meminangnya dulu atau memang terlupa memasangnya kembali sehingga kemudian hilang. Padahal tutup kotak tersebut relatif penting. Pasalnya, di atas tutup tersebut terdapat petunjuk yang berisikan informasi besaran amper dan kegunaan fungsi sekring tersebut. Sehingga memudahkan kita saat mengganti salah satu sekring yang putus dengan besaran amper yang sesuai. Tanpa berpanjang lebar lagi, di bawah ini adalah gambar pada tutup kotak sekring yang berada dalam kabin Ford Laser eks taksi. Semoga penayangan artikel ini dapat memenuhi permintaan pembaca yang masuk ke redaksi www.fordlaserbogor.blogspot.com . Semoga bermanfaat. (FLB) 2 komentar

BAJAK DAN FILOSOFINYA

Beberapa hari yang lalu saya pulang ke desa. Ada nuansa berbeda yang bikin saya bernostalgia. Waktu itu awal musim tanam padi. Para petani hiruk pikuk mengolah tanahnya. Suara deru traktor tangan terdengar bahkan sampai malam hari. Di sela- sela hilir mudik traktor tangan, saya melihat satu hal yang langka. Seorang petani berseru mengendalikan 2 ekor sapi yang sedang menarik bajak. Pemandangan yang langka. Yang mulai hilang ketika saya menginjak SMP. Tahun 90an. Dimana jasa bajak tradisional ini digantikan dengan traktor tangan. Gambar : orang sedang membajak sawah. Di balik alat bajak yang ditarik dengan 2 ekor sapi atau kerbau ini, tersimpan ajaran filosofi yang tinggi.Sunan Kalijaga adalah orang yang menyebarkan filosofi ini. Ini pernah saya dengar dari embah saya dulu. Adapun beberapa filosofi bajak yang masih saya ingat adalah sebagai berikut : 1.  LUKU. Dalam bahasa Jawa, bajak disebut dengan LUKU. Berawal dari kata LAKU atau MLAKU.   Artinya, orang membaja

GANTI SHOCK ABSORBER

Setelah setahun lebih si Ghia mengabdi, mulailah terasa ada gangguan di kaki-kaki. Skok terasa mati. Kalo melewati jalan tidak rata, terdengar gluduk-gluduk cukup keras. Semakin lama semakin keras. Saya cek kondisi shock, ternyata semua (kiri dan kanan) sudah basah dengan oli. Mungkin selain faktor umur,  ini disebabkan si Ghia seringkali digunakan untuk memuat barang hingga overload. Sebagai gambaran, kalau musin jeruk, sering digunakan untuk mengangkut jeruk. Pernah saat mudik, bagasi dipenuhi dengan jeruk Bali. Ditambah dengan 3 orang dewasa, 1 remaja dan 1 anak-anak. Terasa sekali posisi si Ghia sampai mendongak. Kejadian ini juga dialami saat musim mangga. Setelah mencari informasi kanan kiri, maka diputuskan untuk ganti shock absorber. Pilihannya adalah harga termurah. Merk Shibaruni. Harga Rp. 450ribu sepasang. Sekalian juga belanja boot shock, dan karet tatakan spiral. Untuk penggantian diputuskan untuk dikerjakan sendiri. Dengan modal nekat hasil googling. Hari Minggu