Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

NIK (Nomor Induk Kepabeanan)

Kali ini saya akan bercerita mengenai salah satu pekerjaan di kantor.   Setelah salah seoran karyawan senior pensiun, saya kebagian tugas untuk menghandle pekerjaannya. Salah satu tugasnya adalah mengurus kelengkapan perijinan perusahaan.   Beberapa perijinan yang agak njlimet telah diserahkan kepada biro jasa. Seperti pengurusan APIU (Angka Pengenal Importir Umum). Saya hanya kebagian mempersiapkan berkas-berkas saja.   Sedang yang lain beberapa saya kerjakan sendiri. Salah satu yang harus dikerjakan sendiri adalah mengurus NIK (Nomor Induk Kepabeanan).   NIK ini dibutuhkan oleh setiap perusahaan yang akan melaksanakan kegiatan ekspor dan impor.   Angka ini diperlukan untuk mengakses sistem online di bea cukai. Tanpa NIK ini, perusahaan tidak dapat ekspor.   Bisa ekspor kalau meminjam NIK milik perusahaan lain. Nah, tahunya kita butuh NIK adalah saat perusaan tempat saya bekerja mau melaksanakan ekspor.   Saat itu saya masih belum diserahi menghandle perijinan.    Saat mau e

OLI DIESEL UNTUK GHIA

Untuk lebih meyakinkan, saya aplikasikan Meditran S ke motor Crypton. Ini untuk mengurangi resiko bila efek oli diesel ini buruk.   Hasilnya cukup memuaskan.   Suara mesin lebih halus.   Tarikan lebih enteng.   Bahkan untuk membuktikan bahwa ini bukan hanya sugesti, sewaktu ganti oli berikutnya sengaja saya isikan oli Castrol Go.   Ternyata memang suara mesin jadi lebih kasar.   Karena itu, sehari beikutnya, oli saya ganti lagi dengan Meditran S.  Dengan pengalaman di Yamaha Crypton ini, tekad untuk mencoba pada Ghia menjadi lebih bulat.   Untuk pertama kali,   saya membeli oli Meditran SX 1 galon.   Sengaja ganti oli sendiri di rumah, karena takut dicela sama montir bengkel.   Segalon harganya Rp. 135.000,-.   Lebih mahal dibanding Prima XP 20W-50. SAE-nya 15W-40.   Sampai rumah, oli langsung saya aplikasikan ke Ghia. Sebelumnya saya pakai Shell HX5 yang segalon Rp. 180.000,-.   Melihat SAE-nya yang 15W-40, sempat ada kekhawatiran bahwa suara mesin akan menjadi kasar.  

GANTI NOKEN AS

Setelah servis terakhir kali bulan Februari tahun lalu, kali ini si Ghia minta jajan lagi. Masuk bengkel karena suara mesin semakin keras. Mirip suara diesel. Getaran mesin terasa sampai kabin. Sebenarnya tidak mempengaruhi terhadap nyalanya. Mesin masih tok cer. Sekali starter langsung greng. Namun suara yang keras bikin risih. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya keputusannya harus masuk bengkel. Karena dua minggu lagi acaranya padat. Ada manten keponakan yang mengharuskan mudik dua kali dalam seminggu. Ditambah dengan 40 hari wafatnya mendiang ayah. Jadinya 3 kali dalam seminggu harus mudik. Untuk kali ini, si Ghia tidak masuk bengkel cak Sunar. Tapi masuk bengkel cak Jali. Karena lebih dekat. Hanya sekita 1 km dari rumah. Begitu diperiksa, langsung divonis harus lihat metal. Sempat terbayang ganti as kruk atau yang lain. Padahal suara kelihatannya di atas. Si Ghia saya tinggal. Sore harinya saya lihat. Ternyata noken as sudah aus semua. Bagian daging yang menggerakkan klep, h

KALIMOSODO (KALIMASADA)

Sudah lama sekali dan seringkali kita mendengar kata-kata di atas. Kalimosodo atau kadang disebut dengan jamus Kalimosodo atau Kitab Kalimosodo.   Namun pengertian dari kata tersebut di atas masih samar-samar. Ada yang menghubungkan dengan agama Islam. Ada yang menganggap itu hanya cerita di wayang saja. Dalam cerita pewayangan, Jamus Kalimosodo adalah sebuah kitab yang dimiliki oleh Raja Amarta (Ngamarta) bernama Prabu Puntadewa.   Raja ini digambarkan sebagai berdarah putih.   Hatinya mulia sekali. Tidak pernah menyakiti hati orang lain. Tidak pernah marah.   Namun dengan pribadi yang demikian ini, tidak ada orang atau wayang lain yang bisa membunuhnya. Bahkan menyakiti saja tidak bisa. Konon raja Puntadewa atau Yudistira ini kalau sedang murka bisa berubah menjadi raksasa berwarna putih.   Walau tidak merusak, raksasa ini mampu menundukkan angkara murka. Gambar 1. Prabu Puntadewa. Digambarkan sebagai seorang raja yang sangat sederhana. Tidak mau memakai mahkota kera

PANTAI PRIGI MENAWAN HATI

Sebulan yang lalu kami sekeluarga pulang mudik. Karena salah satu kerabat ada yang meninggal dunia. Yaitu ayah dari suami mendiang kakak perempuanku.   Atau besan dari orang tuaku. Mudik berangkat Jumat sore sepulang kerja. Mengendarai si Ghiani. Perjalanan lancar tidak ada masalah.   Berangkat sekitar jam 5 sampai rumah jam setengah 10 malam. Cukup lancar untuk ukuran sekarang. Pagi harinya takziyah ke rumah duka. Setelah takziyah selesai, ada aide untuk menghabiskan waktu hari. Mengingat masih hari Sabtu. Sedangkan rencana kembali ke rumah hari Minggu.   Maka, pantai Prigi menjadi tujuan. Saya, istri, 2 anak dan 1 keponakan. Berangkat ke pantai Prigi. Berangkat jam setengah 10 siang. Menyusuri jalanan dari Durenan-Bandung-Prigi. Jalanan cukup enak. Pemandangan indah terpampang sepanjang perjalanan. Apalagi saat jalanan mulai menanjak. Di kiri kanan masih hutan atau kebun cengkeh warga. Kadang-kadang di sebelah kiri atau kanan ada jurang. Sepanjang jalan, hanya satu t