Langsung ke konten utama

KALIMOSODO (KALIMASADA)




Sudah lama sekali dan seringkali kita mendengar kata-kata di atas. Kalimosodo atau kadang disebut dengan jamus Kalimosodo atau Kitab Kalimosodo.  Namun pengertian dari kata tersebut di atas masih samar-samar. Ada yang menghubungkan dengan agama Islam. Ada yang menganggap itu hanya cerita di wayang saja.
Dalam cerita pewayangan, Jamus Kalimosodo adalah sebuah kitab yang dimiliki oleh Raja Amarta (Ngamarta) bernama Prabu Puntadewa.  Raja ini digambarkan sebagai berdarah putih.  Hatinya mulia sekali. Tidak pernah menyakiti hati orang lain. Tidak pernah marah.  Namun dengan pribadi yang demikian ini, tidak ada orang atau wayang lain yang bisa membunuhnya. Bahkan menyakiti saja tidak bisa. Konon raja Puntadewa atau Yudistira ini kalau sedang murka bisa berubah menjadi raksasa berwarna putih.  Walau tidak merusak, raksasa ini mampu menundukkan angkara murka.
Gambar 1. Prabu Puntadewa. Digambarkan sebagai seorang raja yang sangat sederhana. Tidak mau memakai mahkota kerajaan.

Jamus Kalimosodo sendiri dilambangkan sebagai kitab pegangan negeri Amarta.  Bila kitab ini sampai hilang atau berpindah dari Amarta, maka negeri ini akan mendapatkan balak atau bencana.  Digambarkan negara akan mengalami pageblug (bencana).  Banyak rakyat dan binatang peliharaan yang sakit dan meninggal.  Saking parahnya, bila pagi sakit, sore meninggal. Sore sakit, pagi meninggal.  Bila sudah demikian, maka mau tidak mau kitab harus dikembalikan ke Amarta. 
Kalau dilihat bahwa Kalimosodo ada dalam pewayangan, maka kita dapat salah paham. Karena cerita pewayangan adalah bersumber pada kitab Ramayana dan Mahabharata yang berasal dari India.  Keduanya sangat kental dengan ajaran Hindu.  Menggambarkan peperangan antara kebaikan dan keburukan. Di dalamnya terdapat nama dewa-dewa yang menjadi sesembahan di agama Hindu. Juga ada aturan kasta. Mungkin kita berfikir kalau Kalimosodo juga berasal dari India.
Namun apabila kita memperbandingkan antara cerita pewayangan dan kitab aslinya, maka akan banyak perbedaannya.  Beberapa hal yang ada dalam ajaran Hindu dan bertentangan dengan ajaran Islam dimodifikasi.  Seperti cerita Drupadi yang diperistri oleh Pandawa Lima. Dan dari masing-masing bapak mempunyai satu anak, sehingga ada 5 anak.  Dalam cerita yang kita kenal, Drupadi diperistri oleh Puntadewa saja, dan anaknya dinamakan dengan Pancawala.
Hal tersebut terjadi karena  wayang diciptakan masa Wali Songo, tepatnya oleh Sunan Kalijaga.  Wayang digunakan sebagai media yang bagus untuk menyebarkan agama Islam.  Oleh karena itu banyak hal yang bertentangan dengan ajaran Islam dimodifikasi.  Di dalam wayang, diselipkan ajaran Islam. Diantaranya adalah Kalimosodo itu.
Bila melihat asal mula cerita adanya wayang, maka asal mula Kalimosodo tidak jauh dengan Islam.  Penulis berusaha menerjemahkan makna kalimosodo berdasarkan beberapa sumber dan hasil otak-atik.  Bilamana berkenan dan berkesan, mudah-mudahan membawa manfaat.  Bila tidak berkenan mohon maaf.
1.      Kalimosodo = Kalimah Sahadat.
Berasal dari Kalimo = kalimah, dan Sodo = berasal dari perubahan kata Sahadat.  Seperti kita ketahui, bahasa Jawa banyak melafalkan kata “a” menjadi “o”.  “Nyawa” dilafalkan jadi “Nyowo”.  “Lima” dilafalkan “limo”. 
Juga menyingkat kata.  “Aja” jadi “jo”.  “Lima” jadi “Mo”.  Maka syahadat disingkat jadi sadat dan lama-lama jadi sada atau dilafalkan “sodo”.
Ini nampak juga dalam cerita, dimana yang kuat ketempatan adalah seorang raja berdarah putih.  Maksudnya, bila kita mengamalkan kalimah syahadat, maka kita akan menjadi manusia yang bersih, suci mulia, sehingga digambarkan sebagai berdarah putih.
Jadi bukan berarti darah kita jadi putih semua. Kalau demikian, kan malah bahaya, karena kita kena leukemia. He..he..
2.      Kalimosodo = Lidi lima.
Kalimo = kelima. Sodo = lidi.  Ini hasil otak-atik saya. Jadi kanjeng Sunan Kalijogo menggambarkan kelima rukun Islam itu seperti lidi. Dimana kalau kita amalkan satu persatu saja tidak akan kuat. Namun kalau kelimanya kita amalkan sebagai satu kesatuan, maka akan kuat, kokoh. 
Penggambarannya diwujudkan dalam kehidupan negara. Kalau kalimosodo hilang, maka banyak bencana, rakyat sakit, meninggal.  Menggambarkan manusia, tanpa amalan kelima rukun Islam, maka jasmani dan rokhani kita akan menjadi sakit.
3.      Kalimosodo = Lima obat.
Kalimo = lima. Sodo = usodo/usada = obat.  Maksudnya, kelima rukun islam adalah obat bagi hati manusia. Bila ingin hati kita menjadi sehat, maka mengamalkan kelima rukun Islam adalah syarat mutlak.  Bila tidak maka akan timbul penyakit hati, bahkan hati kita menjadi mati.

Begitulah kira-kira penjabaran makna Kalimosodo hasil utak – atik.  Semoga bisa membawa manfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kotak Sekring dalam Kabin

Meskipun letaknya di dalam kabin, tutup kotak sekring Ford Laser eks taksi yang berada di samping pintu pengemudi ternyata tidak sepenuhnya “aman”, alias bisa saja hilang. Mungkin karena memang sudah tidak ada saat meminangnya dulu atau memang terlupa memasangnya kembali sehingga kemudian hilang. Padahal tutup kotak tersebut relatif penting. Pasalnya, di atas tutup tersebut terdapat petunjuk yang berisikan informasi besaran amper dan kegunaan fungsi sekring tersebut. Sehingga memudahkan kita saat mengganti salah satu sekring yang putus dengan besaran amper yang sesuai. Tanpa berpanjang lebar lagi, di bawah ini adalah gambar pada tutup kotak sekring yang berada dalam kabin Ford Laser eks taksi. Semoga penayangan artikel ini dapat memenuhi permintaan pembaca yang masuk ke redaksi www.fordlaserbogor.blogspot.com . Semoga bermanfaat. (FLB) 2 komentar

BAJAK DAN FILOSOFINYA

Beberapa hari yang lalu saya pulang ke desa. Ada nuansa berbeda yang bikin saya bernostalgia. Waktu itu awal musim tanam padi. Para petani hiruk pikuk mengolah tanahnya. Suara deru traktor tangan terdengar bahkan sampai malam hari. Di sela- sela hilir mudik traktor tangan, saya melihat satu hal yang langka. Seorang petani berseru mengendalikan 2 ekor sapi yang sedang menarik bajak. Pemandangan yang langka. Yang mulai hilang ketika saya menginjak SMP. Tahun 90an. Dimana jasa bajak tradisional ini digantikan dengan traktor tangan. Gambar : orang sedang membajak sawah. Di balik alat bajak yang ditarik dengan 2 ekor sapi atau kerbau ini, tersimpan ajaran filosofi yang tinggi.Sunan Kalijaga adalah orang yang menyebarkan filosofi ini. Ini pernah saya dengar dari embah saya dulu. Adapun beberapa filosofi bajak yang masih saya ingat adalah sebagai berikut : 1.  LUKU. Dalam bahasa Jawa, bajak disebut dengan LUKU. Berawal dari kata LAKU atau MLAKU.   Artinya, orang membaja

GANTI SHOCK ABSORBER

Setelah setahun lebih si Ghia mengabdi, mulailah terasa ada gangguan di kaki-kaki. Skok terasa mati. Kalo melewati jalan tidak rata, terdengar gluduk-gluduk cukup keras. Semakin lama semakin keras. Saya cek kondisi shock, ternyata semua (kiri dan kanan) sudah basah dengan oli. Mungkin selain faktor umur,  ini disebabkan si Ghia seringkali digunakan untuk memuat barang hingga overload. Sebagai gambaran, kalau musin jeruk, sering digunakan untuk mengangkut jeruk. Pernah saat mudik, bagasi dipenuhi dengan jeruk Bali. Ditambah dengan 3 orang dewasa, 1 remaja dan 1 anak-anak. Terasa sekali posisi si Ghia sampai mendongak. Kejadian ini juga dialami saat musim mangga. Setelah mencari informasi kanan kiri, maka diputuskan untuk ganti shock absorber. Pilihannya adalah harga termurah. Merk Shibaruni. Harga Rp. 450ribu sepasang. Sekalian juga belanja boot shock, dan karet tatakan spiral. Untuk penggantian diputuskan untuk dikerjakan sendiri. Dengan modal nekat hasil googling. Hari Minggu