Sudah beberapa lama saya merasakan skok belakang si Ghia terlalu amblas. Apabila penumpang penuh, terasa sekali body seperti njomplang. Sempat berfikir bahwa hal ini disebabkan oleh per yang sudah pernah dipotong oleh pemilik sebelumnya. Atau karena per yang sudah lemes.
Secara muatan, memang si Ghia seringkali muat berat. Beberapa kali bagasi penuh dengan jeruk Magetan, plus penumpang jok belakang 3 orang. Jadi, beban skok belakang memang berat.
Semula ada ide untuk ganti per. Namun setelah tanya sana-sini, ternyata harga per baru cukup mahal. Bahkan per bekas juga cukup mahal. Sementara kita tidak bisa tahu mutunya.
Akhirnya setelah diskusi dengan tukang skok, maka diambil jalan yaitu meninggikan mangkok dudukan per. Hal in diambil dengan pertimbangan, bahwa skok juga telah bocor. Per juga kayaknya belum pernah dipotong.
Secara muatan, memang si Ghia seringkali muat berat. Beberapa kali bagasi penuh dengan jeruk Magetan, plus penumpang jok belakang 3 orang. Jadi, beban skok belakang memang berat.
Semula ada ide untuk ganti per. Namun setelah tanya sana-sini, ternyata harga per baru cukup mahal. Bahkan per bekas juga cukup mahal. Sementara kita tidak bisa tahu mutunya.
Akhirnya setelah diskusi dengan tukang skok, maka diambil jalan yaitu meninggikan mangkok dudukan per. Hal in diambil dengan pertimbangan, bahwa skok juga telah bocor. Per juga kayaknya belum pernah dipotong.
Gambar per, masih 6 ulir. Mungkin belum pernah dipotong, namun sudah lemes.
Langkah pertama adalah melepas skok dari mobil, dan memisahkan dengan pernya.
Kemudian mangkok dudukan per dipotong dengan cara digergaji.
Kemudian posisi mangkok dudukan per geser posisinya agak naik sekitar 4 cm. Kemudian dilas. Saat pengelasan, sempat berdebat dengan tukang skok. Saya menginginkan dilas dengan menggunakan las listrik. Karena beberapa teman menyatakan bahwa wajib menggunakan las listrik. Namun tukang skok kukuh mengatakan bahwa cukup dengan las karbit. Dia sudah pengalaman puluhan kali, dan tidak pernah ada keluhan. Akhirnya saya mengalah, karena memang di sebelah tukang skok hanya ada tukang las karbit. Sedangkan untuk las listrik harus pergi sekitar 5 km.
Akhirnya dudukan skok sukses dinaikkan.
Selanjutnya tukang skok mengerjakan tugasnya. Seal skok lama dilepas. Kemudian diisi oli lagi. Lalu pasang seal baru. Dan selesailah. Tinggal pasang saja.
Setelah ditinggikan, nampak bagian belakang agak nungging sedikit. Berdasarkan pengamatan sepintas, saya merasakan kalau bagian belakang lebih tinggi terasa lebih nyaman saat dikendarai.
Untuk operasi kali ini saya mengeluarkan biaya :
1. Ongkos las Rp. 30.000,-
2. Ongkos rekondisi skok (isi oli, ganti seal, pasang stopper) Rp. 160.000,-
Total Rp. 190.000,-
Operasi skok ini dilakukan oleh bengkel skok Cak Imam. Posisinya di bekas timbangan Kletek, sebelah timur SPBU Kletek.
Murah, kerjaan rapi, langganannya banyak.
Mudah-mudahan awet.
Siip
BalasHapusTerima kasih sampun kersa pinarak...
BalasHapuswah kalo dijakarta dimana yaa rekondisi shock yang bagus,,, dan no tipu2? ijin baca2 yah om,,, thanks
BalasHapusMonggo Om...
BalasHapuskalau di samarinda KALTIM ada kenalan atau relasi gak mas priyo
HapusBisa tak coba mas kapan-kapan
BalasHapusSepurane mas, tanglet umpami yaris lele 2014 saget dipun inggilaken suspensine nopo mboten mas?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNe ningikne bodi ngarep ford laser pripon mas
BalasHapus