Lir-ilir... Lir Ilir ....
Tandure wus sumilir
Tak ijo royo-royo
Tak sengguh temanten anyar
Cah Angon Cah Angon
Penekno Blimbing Kuwi
Lunyu-lunyu penekno
Kanggo Mbasuh Dodotiro
Dodotiro Dodotiro
Kumitir Bedah ing pinggir
Dondomono Jlumatono
Kanggo seba mengko sore
Mumpung Padhang Rembulane
Mumpung Jembar Kalangane
Yo surako surak Iyo”
Tandure wus sumilir
Tak ijo royo-royo
Tak sengguh temanten anyar
Cah Angon Cah Angon
Penekno Blimbing Kuwi
Lunyu-lunyu penekno
Kanggo Mbasuh Dodotiro
Dodotiro Dodotiro
Kumitir Bedah ing pinggir
Dondomono Jlumatono
Kanggo seba mengko sore
Mumpung Padhang Rembulane
Mumpung Jembar Kalangane
Yo surako surak Iyo”
Menurut guru SD saya, tembang ini hasil gubahan Sunan Kalijaga. Dipergunakan untuk menggambarkan kondisi masyarakat Islam yang mulai memasyarakat.
Lir-ilir-Lir-ilir Tandure wus sumilir. Ilir adalah alat yang digunakan untuk menghidupkan/membesarkan nyala api. Terbuat dari anyaman bambu. Jaman sekarang disebut dengan kipas. Tandure wis semilir artinya sama dengan tanaman mulai tumbuh dengan subur.Seakan-akan menggunakan ilir untuk membuat agar tanaman semakin besar dengan cepat. seperti kalau kita gunakan untuk membesarkan api. Makna tersembunyi : ajakan untuk membesarkan umat Islam yang tumbuh subur, agar lebih cepat besar. Seperti orang membesarkan api dengan ilir/kipas.
Ilir juga bisa diartikan dari kata nglilir (terbangun) dari tidur. Maksudnya, kita harus bangun cepat untuk membesarkan umat Islam yang mulai tumbuh subur. Bangun dari keterpurukan, bangun dari sifat malas, bangun dari kebodohan tentang tidak mengenal Allah, bangun dari sifat yang buruk penyakit hati, bangun dari kesalahan-kesalahan. Supaya iman kita tumbuh subur (tandure sumilir).
Tak ijo royo-royo, Tak sengguh temanten anyar” Ijo royo-royo (hijau sekali, merata, seperti daun muda). Melambangkan masyarakat Islam yang masih muda. Penganten anyar (baru) dimaknai sebagai pemahaman akan agama yang masih muda. Seperti pengantin baru, yang masih harus banyak menyesuaikan. Harus saling memahami, saling mengerti. Menggambarkan peralihan dari masa Hindu/Buda ke masa Islam.
Cah Angon-cah angon Penekno Blimbing kuwi. Cah angon (penggembala) adalah lambang untuk penguasa, guru dan ulama. Mereka yang mengarahkan jalannya umat/masyarakat/rakyat atau muridnya. Penekno blimbing (panjatlah buah belimbing). Buah belimbing bersudut 5, digunakan untuk menggambarkan rukun Islam yang 5 jumlahnya. Jadi disini para penguasa, guru dan ulama diajak untuk meraih pengamalan rukun Islam.
Kuwi Lunyu-lunyu penekno Kanggo mbasuh dodotiro. Walaupun lunyu (licin) harus tetep dipenek (dipanjat). Sesulit apapun jalannya, harus selalu berusaha untuk mencapai amalan rukun Islam. Kanggo mbasuh dodotiro (untuk mencuci pakaian kita). Dodot adalah pakaian jaman dulu yang berbentuk kain panjang. Dodot di sini digunakan untuk melambangkan pakaian kita sehari-hari yaitu amal perbuatan kita sehari-hari. Jadi maksudnya, pengamalan rukun Islam itu bisa untuk membersihkan (mencuci) amalan perbuatan kita sehari-hari agar bersih.
Kuwi Lunyu-lunyu penekno Kanggo mbasuh dodotiro. Walaupun lunyu (licin) harus tetep dipenek (dipanjat). Sesulit apapun jalannya, harus selalu berusaha untuk mencapai amalan rukun Islam. Kanggo mbasuh dodotiro (untuk mencuci pakaian kita). Dodot adalah pakaian jaman dulu yang berbentuk kain panjang. Dodot di sini digunakan untuk melambangkan pakaian kita sehari-hari yaitu amal perbuatan kita sehari-hari. Jadi maksudnya, pengamalan rukun Islam itu bisa untuk membersihkan (mencuci) amalan perbuatan kita sehari-hari agar bersih.
“Dodotiro Dodotiro, Kumitir Bedah ing pinggir”. Dodot adalah pakaian orang jaman dahulu. Kumitir (berkibar) Bedhah ing pinggir (sobek di tepi). Artinya Pakaian yang berkibar-kibar tepiannya karena sobek. Dodot adalah pakaian kita. Pakaian yang kita gunakan untuk menghadap Alloh adalah pakaian takwa. Pakaian yang tepiannya sobek, maksudnya adalah bahwa amal perbuatan dan ketakwaan kita masih banyak kekurangannya.
Dondomono, Jlumatono, Kanggo Sebo Mengko Dondomono (jahitlah), jlumatono (rawatlah) kanggo seba mengko sore (untuk menghadap nanti senja). Ajakan untuk menjahit pakaian kita dan merawatnya untuk menghadap Alloh. Pakaian takwa kitaharus kita perbaiki untuk bekal menghadap Alloh (mati).
Mumpung padhang rembulane Mumpung jembar kalangane Yo surako surak iyo!!! Mumpung padhang rembulane (mumpung bulan bersinar terang). Mumpung jembar kalangane (selagi tempat masih lapang). Yo suraka surak hore (hingga kita bisa bersorak senang). Jadi mumpung tubuh kita masih kuat, pandangan terang seterang bulan, langkah kita masih panjang. Masih bebas bergerak, maka apa yang dipesankan di atas harus kita lakukan. Sehingga di akhir-akhir masa hidup kita dan di akhirat kita bisa bersorak, beriang gembira.
Dondomono, Jlumatono, Kanggo Sebo Mengko Dondomono (jahitlah), jlumatono (rawatlah) kanggo seba mengko sore (untuk menghadap nanti senja). Ajakan untuk menjahit pakaian kita dan merawatnya untuk menghadap Alloh. Pakaian takwa kitaharus kita perbaiki untuk bekal menghadap Alloh (mati).
Mumpung padhang rembulane Mumpung jembar kalangane Yo surako surak iyo!!! Mumpung padhang rembulane (mumpung bulan bersinar terang). Mumpung jembar kalangane (selagi tempat masih lapang). Yo suraka surak hore (hingga kita bisa bersorak senang). Jadi mumpung tubuh kita masih kuat, pandangan terang seterang bulan, langkah kita masih panjang. Masih bebas bergerak, maka apa yang dipesankan di atas harus kita lakukan. Sehingga di akhir-akhir masa hidup kita dan di akhirat kita bisa bersorak, beriang gembira.
Kalau diterjemahkan secara bebas adalah sebagai berikut : ayo para umat manusia untuk memelihara akidah Islam yang masih muda dan tumbuh subur. Para ulama, guru, penguasa ayo membawa umat Islam untuk menjalankan rukun Islam secara baik. Walaupun apapun tantangannya seperti apapun licinnya jalan menuju ketakwaan, harus kita raih. Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan yang dapat mengurangi nilai ketakwaan kita. Maka harus kita perbaiki dan rawat dengan baik. Agar pakaian takwa kita dapatkita gunakan sebagai bekal menghadapi mati. Ayo, mumpung badan masih sehat, pandangan terang dan ruang gerak bebas. Marilah kita pelihara dan tingkatkan takwa kita. Agar di kemudian hari nanti kita bisa berbahagia.
Komentar
Posting Komentar