Kejadian ini saya alami, karena sifat buruk saya yang sering menunda-nunda. Ceritanya, waktu mengelas cross member, sama tukang las dikasih tahu kalau selang radiator saya sudah tipis. Saya periksa selang atas memang sudah lembek.
Lalu selang atas saya ganti. Waktu mengganti, saya periksa selang bawah juga sudah lembek. Tapi untuk selang bawah ini, saya selalu menunda-nunda untuk menggantinya. Rencana ganti sudah ada, tapi selalu urung.
Akhirnya, waktu FL saya bawa ke Malang, pecahlah selang bawah tersebut. Waktu itu hujan deras sekali. Namun anehnya indikator temperatur kok malah naik. Maka mobil saya tepikan. Karena hujan sangat deras, maka saya tunggu sampai agak reda untuk memeriksanya.
Setelah sekitar 30 menit, hujan agak reda. Saya buka kap mesin, langsung kelihatan kalo air masih menetes dari selang yang pecah. Lalu saya ambil air yang selalu siap di bagasi. Saya isikan. Kemudian mesin saya nyalakan. Ternyata air tidak hanya menetes, tapi malah nyemprot.
Sebagai langkah darurat, selang yang pecah saya ikat dengan menggunakan plastik. Setelah itu saya lackband. Setelah rapat, kembali mesin saya nyalakan. Hasilnya, air hanya menetes agak deras. Tapi nggak sampai mengucur.
Akhirnya saya beranikan diri untuk melanjutkan perjalanan. Dari Singosari sampai Pandaan temperatur masih normal. Istirahat di Masjid Cheng Ho. Sholat dan mengisi radiator sampai penuh. Mengisi persediaan air 3 botol air mineral 1.5 liter.
Perjalanan dilanjutkan. Sampai rumah ternyata masih aman. Hanya berhenti sekali di Sukodono untuk menambah air radiator.
Esoknya saya beli selang radiator di Karya Hasil Motor Surabaya. Kebetulan sedang lewat sana. Harganya 20 ribu. Sampai rumah dipasang dan aman sampai sekarang.
Lalu selang atas saya ganti. Waktu mengganti, saya periksa selang bawah juga sudah lembek. Tapi untuk selang bawah ini, saya selalu menunda-nunda untuk menggantinya. Rencana ganti sudah ada, tapi selalu urung.
Akhirnya, waktu FL saya bawa ke Malang, pecahlah selang bawah tersebut. Waktu itu hujan deras sekali. Namun anehnya indikator temperatur kok malah naik. Maka mobil saya tepikan. Karena hujan sangat deras, maka saya tunggu sampai agak reda untuk memeriksanya.
Setelah sekitar 30 menit, hujan agak reda. Saya buka kap mesin, langsung kelihatan kalo air masih menetes dari selang yang pecah. Lalu saya ambil air yang selalu siap di bagasi. Saya isikan. Kemudian mesin saya nyalakan. Ternyata air tidak hanya menetes, tapi malah nyemprot.
Sebagai langkah darurat, selang yang pecah saya ikat dengan menggunakan plastik. Setelah itu saya lackband. Setelah rapat, kembali mesin saya nyalakan. Hasilnya, air hanya menetes agak deras. Tapi nggak sampai mengucur.
Akhirnya saya beranikan diri untuk melanjutkan perjalanan. Dari Singosari sampai Pandaan temperatur masih normal. Istirahat di Masjid Cheng Ho. Sholat dan mengisi radiator sampai penuh. Mengisi persediaan air 3 botol air mineral 1.5 liter.
Perjalanan dilanjutkan. Sampai rumah ternyata masih aman. Hanya berhenti sekali di Sukodono untuk menambah air radiator.
Esoknya saya beli selang radiator di Karya Hasil Motor Surabaya. Kebetulan sedang lewat sana. Harganya 20 ribu. Sampai rumah dipasang dan aman sampai sekarang.
Komentar
Posting Komentar