Langsung ke konten utama

MOTOR MATIC

       Sekarang ini kendaraan motor matic sudah merajai jalanan. Semenjak booming motor Mio lansiran Yamaha, kemudian bertebaran merk matic baru. Honda dan Suzuki tidak mau kalah. Mengeluarkan serial motor matic. Honda mengeluarkan Vario dan Beat. Suzuki mengeluarkan Spin dan Skywave. Sedangkan Yamaha mengeluarkan Mio dan  Nouvo. Perkembangan selanjutnya, berbagai varian muncul seperti jamur di musim hujan.
       Pertama melihat motor matic, saya mempunyai kesan kurang bagus. Menurut kesan saya, motor matic pasti akan mempunyai tarikan yang lemot. Tidak kontan. Kurang bertenaga. Boros bahan bakar. Kurang kuat di tanjakan. Oleh karena itu, baru setelah 10 tahunan semenjak motor matic keluar pertama kali, saya masih belum tertarik untuk memiliki motor matic.
      Pengalaman pertama kali memakai motor matic adalah saat menggunakan Yamaha Mio milik keponakan. Saya termasuk tidak terkesan dengan performanya. Seperti dugaan saya. Tarikan kurang spontan. Dan mesin terlalu menderu. Walaupun jika di jalan seringkali disalip oleh Mio yang melaju kencang. Dan memang rata-rata pengendara Mio melaju dengan kencang. Ditunjang oleh body yang kecil, lincah bergerak mendahului motor lain. Tapi belum membuat saya terkesan.
     Pengalaman kedua adalah mengendarai Suzuki Spin milik saudara. Kesan saya tidak jauh beda dengan pengalaman pertama. Lemot, mesin menderu, kurang spontan.
     Pengalaman ketiga adalah saat mencoba mengendarai Vario milik teman. Saat itu sebenarnya saya mulai tertarik. Karena tarikan ternyata cukup galak. Suara mesin cukup halus. Namun saat itu saya menepis ketertarikan itu dengan menganggap bahwa semua performa itu disebabkan karena kendaraan masih baru keluar dari dealer.
     Pendapat negatif saya pada motor matic mulai pudar ketika di rumah mertua banyak yang memilikinya. Ada Vario, Spin, dan Beat. Semuanya pernah saya kendarai. Sejak itu saya merasakan nikmatnya motor matic. Terutama sekali saya puas dengan performa Vario. Motornya besar. Mantap. Stabil. Tetapi tenaganya juga terasa besar.  Demikian juga dengan Beat. Dengan body lebih kecil, terasa lebih lincah. Tenaga terasa berlebih.
     Pendapat sayapun kontan berbalik. Ternyata motor matic mempunyai kelebihan. Ditambah saat menggunakan motor Beat dari magetan ke Sidoarjo. Tidak terasa melelahkan. Motor mampu melaju kencang. Stabil. Maka mulai saat itu saya sangat merekomendasikan untuk menggunakan motor matic.
     Hanya saja, ada satu kekurangan motor matic. Yaitu posisi pengereman. Dengan dua rem di tangan, sebenarnya pengaturannya sudah tepat. Rem belakang dengan teromol di tangan kiri. Rem depan dengan disk di kanan. Harapannya, dengan tangan kanan yang mengoperasikan gas, maka saat mengerem akan menggunakan tangan kiri (rem belakang) duluan. Namun banyak kasus terjadi. Karena rem belakang kurang pakem, maka rem depan terpaksa di tekan kuat-kuat. Sehingga pengendara akan mengalami slip ban depan dan tergelincir.
     Kejadian pengendara matic tergelincir ini sempat saya lihat beberapa kali. Pengendaranya ada laki-laki dan perempuan. Motornya juga bervariasi. Ada Mio, Beat dan Spin. Mereka tergelincir akibat mengerem mendadak saat terpergok. Karena rem depan jauh lebih pakem dibanding rem belakang, akhirnya slip roda depan. Akhirnya pengendara terjatuh. Mungkin juga bukan karena desain motornya yang kurang bagus. Bisa juga disebabkan oleh gaya mengendaranya yang kurang menjaga jarak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAJAK DAN FILOSOFINYA

Beberapa hari yang lalu saya pulang ke desa. Ada nuansa berbeda yang bikin saya bernostalgia. Waktu itu awal musim tanam padi. Para petani hiruk pikuk mengolah tanahnya. Suara deru traktor tangan terdengar bahkan sampai malam hari. Di sela- sela hilir mudik traktor tangan, saya melihat satu hal yang langka. Seorang petani berseru mengendalikan 2 ekor sapi yang sedang menarik bajak. Pemandangan yang langka. Yang mulai hilang ketika saya menginjak SMP. Tahun 90an. Dimana jasa bajak tradisional ini digantikan dengan traktor tangan. Gambar : orang sedang membajak sawah. Di balik alat bajak yang ditarik dengan 2 ekor sapi atau kerbau ini, tersimpan ajaran filosofi yang tinggi.Sunan Kalijaga adalah orang yang menyebarkan filosofi ini. Ini pernah saya dengar dari embah saya dulu. Adapun beberapa filosofi bajak yang masih saya ingat adalah sebagai berikut : 1.  LUKU. Dalam bahasa Jawa, bajak disebut dengan LUKU. Berawal dari kata LAKU atau MLAKU.   Artinya, orang membaja

Kotak Sekring dalam Kabin

Meskipun letaknya di dalam kabin, tutup kotak sekring Ford Laser eks taksi yang berada di samping pintu pengemudi ternyata tidak sepenuhnya “aman”, alias bisa saja hilang. Mungkin karena memang sudah tidak ada saat meminangnya dulu atau memang terlupa memasangnya kembali sehingga kemudian hilang. Padahal tutup kotak tersebut relatif penting. Pasalnya, di atas tutup tersebut terdapat petunjuk yang berisikan informasi besaran amper dan kegunaan fungsi sekring tersebut. Sehingga memudahkan kita saat mengganti salah satu sekring yang putus dengan besaran amper yang sesuai. Tanpa berpanjang lebar lagi, di bawah ini adalah gambar pada tutup kotak sekring yang berada dalam kabin Ford Laser eks taksi. Semoga penayangan artikel ini dapat memenuhi permintaan pembaca yang masuk ke redaksi www.fordlaserbogor.blogspot.com . Semoga bermanfaat. (FLB) 2 komentar

NOMOR RANGKA KEROPOS

     Pengalaman ini saya alami ketika pegang Suzuki Carry. Ketika akan ganti STNK, dilakukan cek fisik. Saat dicek, ternyata nomor rangka yang berada di bawah jok tidak kelihatan karena keropos. Diperiksa dengan lebih teliti oleh petugas gesek dan atasannya. Masih nampak bahwa nomor orisinil.      Akhirnya oleh petugas diberikan surat pengantar untuk mengurus nomor rangka baru.  Surat Pengantar ditujukan ke Polda Jatim. Berbekal surat itu, saya ke Polda Jatim. Mobil dibawa. Di Polda, kebetulan ada keponakan yang dinas disana. Dengan bantuannya, Carry di cek fisik. kemudian hasil cek fisik dibawa ke bagian adiministrasi. Lalu keluar surat pengantar ke dealer Suzuki. Biaya 100 ribu.      Surat Pengantar dibawa ke UMC di jalan A.Yani, satu deret dengan Polda. Di UMC surat diterima. Lalu dikasih tanda terima. Tiga hari kemudian disuruh ambil. Keluar, berupa lempengan logam bertuliskan nomor rangka mobil. Disertai surat keterangan mengenai penggantian rangka. Surat dan lempengan nomor me