Tidak terbantahkan, bahwa orang Jawa suka sekali membuat perlambang atau simbol tentang segala sesuatu. Simbol-simbol itu bisa diwujudkan dalam wujud apa saja.
Salah satu simbol yang digunakan adalah dalam wujud tembang. Dalam tembang Jawa, dikenal tembang MACAPAT. Banyak orang pintar mencoba memaknai Macapat. Ada yang bilang : macapat (maca papat), artinya teknik melagukannya tiap papat (empat) baris (gatra). Macapat (maca sipat/sifat), artinya tembang ini adalah menceritakan tentang sifat manusia.Dan ada beberapa macam arti lainnya, tergantung dari latar belakang ilmu yang mengartikannya.
Penulis disini berusaha membedah makna dari tembang macapat. Tembang macapat menggambarkan perjalanan hidup manusia di dunia. Mulai dari lahir, sampai dimakamkan. Hal ini ditunjukkan dari penamaan tembang macapat.
1. MIJIL
Mijil artinya keluar/lahir. Hasil dari olah jiwa dan raga laki-laki dan perempuan menghasilkan si jabang bayi. Setelah 9 bulan lamanya berada di rahim sang ibu, sudah menjadi kehendak Hyang Widhi si jabang bayi lahir ke bumi.
Sesuai dengan kepercayaan orang Jawa pada masa itu, lahir di dunia adalah melaksanakan penderitaan. Oleh karena itu, bayi yang lahir akan memulai hari dengan tangisan.
Sifat tembang Mijil : prihatin, lega. Prihatin bagi si bayi, dan lega bagi yang mengandung.
2. MASKUMAMBANG
Setelah kelahiran bayi, setiap hari orang tua si bayi harus memperlakukannya dengan hati-hati. Tiap hari ditimang-timang. Dipelihara sebagaimana memelihara harta yang sangat berharga (emas).
Bayi di dalam timangan orang tua seperti barang yang sangat berharga. Diayun-ayunkan, seperti emas yang kumambang (mengambang). Oleh karena itu dinamakan MASKUMAMBANG.
Sifat tembang Maskumambang : nelangsa.
3. KINANTI
Perkembangan manusia selanjutnya adalah masa kanak-kanak. Dimasa ini anak-anak selalu dikanthi (digandenng) oleh orang tuanya. Dibimbing agar tidak jatuh.
Sifat tembang kinanthi : tresna, asih, seneng.
4. SINOM
Perkembangan selanjutnya seorang manusia adalah menjadi remaja (manusia masih muda/isih enom). Masa si manusia muda (si enom = sinom), dipenuhi masa yang penuh dengan kegembiraan. Bergairah, semangat.
Sifat tembang sinom : grapyak, semangat.
5. DHANDHANGGULA
Melewati masa remaja. Menginjak masa dewasa. Yaitu masa peralihan. Bukan remaja, belum dewasa. Dhandang (ngedhang-ngedhang = mencegat = menunggu) gula (sesuatu yang manis). Artinya adalah masa ini adalah masanya menuju hal-hal yang manis.
Sifat tembang dhandhanggula : luwes, menyenangkan.
6. ASMARANDANA
Tahap selanjutnya manusia adalah saat jatuh cinta. Asmarandana (asmaradana = asmara dahana) Asmara = cinta, dahana = api. Artinya manusia sedang dibakar api asmara. Saat manusia memasuki tahap mencari jodoh.
Sifat tembang asmarandana : kesemsem/jatuh cinta.
7. GAMBUH
Memasuki tahap rumah tangga, manusia gampang sekali ingkar. Gampang mengingkari (melupakan = tambuh) keadaan diri, keluarga. Gampang ingkar = gampang tambuh = gambuh.
Kemapanan rumah tangga, disalurkan dengan bersenang-senang.
Sifat tembang gambuh : semanak, lucu, guyon.
8. DURMA
Durma merupakan gambaran tahapan hidup manusia selanjutnya. Durma = Dur Darma. Dur = memiliki arti jelek, buruk. Darma = kebaikan. Durma, artinya menjauhi sifat-sifat kebaikan.
Sifat tembang durma : galak, nesu/marah.
9. PANGKUR
Tahap selanjutnya manusia adalah masa tua. Pangkur = padha mungkur= semua sudah berlalu. Semua kejayaan, kenikmatan manusia sudah berlalu. Wajah tampan, kesehatan, kekuatan, satu per satu sudah diambil. Yang tinggal adalah tubuh yang uzur, sakit-sakitan.
Yang tinggal adalah rasa prihatin bagi yang bisa menerima. Namun bagi beberapa orang, masa-masa ini dilalui dengan timbulnya sifat mudah marah. Gampang terseinggung.
Sifat tembang pangkur : prihatin.
10. MEGATRUH
Megatruh = megat + ruh. Megat = pegat = pisah. Ruh = roh = nyawa. Megatruh artinya pisah dengan nyawa, atau mati. Bisa juga diartikan pegat tanpa aruh-aruh (pisah tanpa pemberitahuan). Pisah dengan sekonyong-konyong. Melambangkan datangnya kematian. Ajal akan tiba sekonyong-konyong. Tanpa kompromi sehingga manusia banyak yang disesali. Sudah terlambat untuk memperbaiki diri.
Sifat tembang megatruh : getun/menyesal, nglangut/galau.
11. PUCUNG
Pucung atau pocung adalah alihan dari pocong, yaitu kain kafan untuk membungkus orang yang telah mati. Kemana arah manusia setelah itu menjadi teka-teki. Tidak ada yang tahu. Hanya Alloh yang tahu.
Untuk menghibur diri bagi yang ditinggalkan, maka diperlukan hal-hal yang jenaka, lucu.
Tembang pocong ngemu sifat : jenaka, teka-teki.
Itulah othak-athik mathuk dari tembang Macapat. Bagaimana dengan pendapat Anda?
Komentar
Posting Komentar