Beberapa waktu yang lalu saya dihubungi seorang kawan lama. Seorang wanita yang statusnya janda. Posisinya di daerah. Agak sulit akses internet, kecuali dengan Handphone. Dia minta tolong untuk tracking (melacak) sebuah paket dari Inggris.
Ceritanya bermula dari Facebook. Menurut ceritanya, ada seorang pria bule yang mengajak kenalan. Tidak lama kemudian menyatakan ketertarikan. Kemudian menyatakan jatuh cinta. Tiap hari si bule menghubungi teman saya itu via FB. Bahkan tidak lama kemudian via telepon. Si bule mengaku dari Inggris (UK).
Selanjutnya, si bule menyatakan akan melamar teman saya itu. Untuk membuktikan keseriusannya, si bule mengirimkan paket untuk hantaran lamaran. Di situ disebutkan nilainya sekitar USD 15.000 (kalo dirupiahkan sekitar 120 juta, nilai saat itu). Teman saya menerima AirwayBill dari sebuah perusahaan courier ternama.
Menerima itu semua, tentu saja teman saya sangat gembira. Sampai kemudian dia menerima telepon. Dari seorang perempuan. Mengaku sebagai petugas Bea Cukai Bandara Sukarno-Hatta. Memberitahukan bahwa ada paket untuk teman saya itu. Menginformasikan untuk segera membayar pajak bea masuk senilai sekitar 20 juta.
Disini teman saya menjadi agak ragu. Karena alamat teman saya itu di Jawa Timur. Sedangkan telepon dari Jakarta. Walaupun demikian, dia sudah menyiapkan uang untuk ditransfer ke rekening "petugas bea cukai" tersebut. Untungnya sebelum itu semua berlangsung, dia menghubungi saya untuk mengecek kebenaran paket tersebut.
Mendengar ceritanya, saya hampir memastikan bahwa itu adalah penipuan. Dalam istilah populernya bule tadi adalah SCAMMER. Orang yang menipu lewat internet. Modusnya sama. Berkenalan. Banyak memajang foto cakep. Menyatakan jatuh cinta. Mau menikahi. Dan berlangsung dalam waktu tidak lama.
Namun demikian teman saya itu masih tidak yakin. Maka untuk meyakinkannya, saya bela-belain telepon ke Bea Cukai Bandara Sukarno Hatta. Hasilnya, tidak ada paket dengan nomor Airwaybill seperti yang dikirimkan ke teman saya itu. Dan bahkan petugas Bea Cukai memberikan peringatan bahwa sudah banyak terjadi penipuan semcam itu. Sebagai patokan, bisa dilihat di nomor rekening yang diberikan oleh petugas bea cukai. Kalau nomor rekening pribadi, maka dipastikan itu penipuan. Setiap pembayaran pajak atau biaya apapun, selalu menggunakan rekening negara.
Setelah bekerja keras, akhirnya saya bisa meyakinkan teman saya itu. Dia tidak jadi mentransfer uang. Walau sempat terombang - ambing hatinya karena si bule ternyata tetap tidak memutuskan komunikasi. Tetap membujuk untuk segera "menerima paketnya". Namun, akhirnya dia selamat dari penipuan.
Ceritanya bermula dari Facebook. Menurut ceritanya, ada seorang pria bule yang mengajak kenalan. Tidak lama kemudian menyatakan ketertarikan. Kemudian menyatakan jatuh cinta. Tiap hari si bule menghubungi teman saya itu via FB. Bahkan tidak lama kemudian via telepon. Si bule mengaku dari Inggris (UK).
Selanjutnya, si bule menyatakan akan melamar teman saya itu. Untuk membuktikan keseriusannya, si bule mengirimkan paket untuk hantaran lamaran. Di situ disebutkan nilainya sekitar USD 15.000 (kalo dirupiahkan sekitar 120 juta, nilai saat itu). Teman saya menerima AirwayBill dari sebuah perusahaan courier ternama.
Menerima itu semua, tentu saja teman saya sangat gembira. Sampai kemudian dia menerima telepon. Dari seorang perempuan. Mengaku sebagai petugas Bea Cukai Bandara Sukarno-Hatta. Memberitahukan bahwa ada paket untuk teman saya itu. Menginformasikan untuk segera membayar pajak bea masuk senilai sekitar 20 juta.
Disini teman saya menjadi agak ragu. Karena alamat teman saya itu di Jawa Timur. Sedangkan telepon dari Jakarta. Walaupun demikian, dia sudah menyiapkan uang untuk ditransfer ke rekening "petugas bea cukai" tersebut. Untungnya sebelum itu semua berlangsung, dia menghubungi saya untuk mengecek kebenaran paket tersebut.
Mendengar ceritanya, saya hampir memastikan bahwa itu adalah penipuan. Dalam istilah populernya bule tadi adalah SCAMMER. Orang yang menipu lewat internet. Modusnya sama. Berkenalan. Banyak memajang foto cakep. Menyatakan jatuh cinta. Mau menikahi. Dan berlangsung dalam waktu tidak lama.
Namun demikian teman saya itu masih tidak yakin. Maka untuk meyakinkannya, saya bela-belain telepon ke Bea Cukai Bandara Sukarno Hatta. Hasilnya, tidak ada paket dengan nomor Airwaybill seperti yang dikirimkan ke teman saya itu. Dan bahkan petugas Bea Cukai memberikan peringatan bahwa sudah banyak terjadi penipuan semcam itu. Sebagai patokan, bisa dilihat di nomor rekening yang diberikan oleh petugas bea cukai. Kalau nomor rekening pribadi, maka dipastikan itu penipuan. Setiap pembayaran pajak atau biaya apapun, selalu menggunakan rekening negara.
Setelah bekerja keras, akhirnya saya bisa meyakinkan teman saya itu. Dia tidak jadi mentransfer uang. Walau sempat terombang - ambing hatinya karena si bule ternyata tetap tidak memutuskan komunikasi. Tetap membujuk untuk segera "menerima paketnya". Namun, akhirnya dia selamat dari penipuan.
Komentar
Posting Komentar