Empat tahun yang lalu, anak kami yang kedua hadir di dunia. Dalam kondisi yang serba prihatin. Tidak ada kerabat yang menyambutya. Tidak ada embah dari Magetan. Karena kondisi mbah Buyut sedang kritis. Dan ternyata 3 hari kemudian akhinrya menghadap Illahi.
Tidak ada embah dari Trenggalek. Karena embah Kakung juga dalam keadaan sakit stroke. Dan embah putri baru saja kecelakaan.
Maka, hanya saya -ayahnya- yang menunggui ibunya. Berjuang untuk menghantarkannya menginjakkan kaki di dunia ini. Dan ternyata, di tanggal yang cantik ini, dia lahir. Dengan normal. Dengan pertolongan seorang bidan. Hanya 2 jam saja dia membuat kami semua khawatir. Dan lahir dengan selamat.
Dalam suasana puasa kami menyambut kehadirannya. Mencoba dengan segenap kemampuan kami. Dengan keterbatasan pengalaman kami. Tanpa tuntunan dari para orang tua.
Sekarang anak ini sudah 4 tahun.
Di tahun pertama. Betapa kami harus bersusah payah membesarkannya. Dengan kondisi lahir yang kurang berat.badan. Akhirnya di matanya terbayang warna kuning. Kami berusaha menghilangkan warna kuning di matanya. Dengan cara tradisional. Setiap pagi harus berjemur di matahari pagi.
Tidak hanya itu saja. Sebagai anak kedua, dia sangat rewel dibandingkan kakaknya. Dia tidak mau minum susu dengan botol. Sementara ASI ibunya tidak mampu mengenyangkannya. Apalagi ibunya harus bekerja tiap hari. Maka terpaksa tiap hari susu diminumkan dengan sendok. Tentu saja bayi ini tidak dengan sukarela mau minum dengan sendok.
Kehadirannya juga membuat beberapa target tertunda. Ibunya yang dipanggil diklat pra jabatan, harus menunda karena baru melahirkan 3 minggu. Sampai kemudian menjelang satu tahun, barulah bisa melaksanakan diklat pra jabatan.
Dan ajaibnya, ternyata bayi kami tidak selalu menyulitkan. Hanya berselang 3 hari sebelum ibunya berangkat pra jabatan, si bayi mau minum dengan botol (dot). Sungguh, saat itu kami takjub. Ternyata Alloh memberikan kemudahan kepada kami.
Hingga tahun kedua dan ketiga, kamu tumbuh dengan pesat. Kamu tumbuh menjadi anak yang menggemaskan. Tidak saja bagi kami orang tuanya. Banyak orang gemas melihat kelucuan anak kami. Sedikit gendut, namun tetap lincah. Bicaranya banyak. Suka akting. Dan termasuk anak yang pemberani.
Mengherankan juga. Anak ini dengan sendirinya tidak mau minum susu. Malahan susu yang kami beli untuk jatah 1 bulan, tidak habis sampai berbulan-bulan. Walau kadang-kadang saat tidur malam, kami masih bisa meminumkan susu buatnya.
Hanya satu yang agak merisaukan kami. Yaitu kesulitan kami untuk mengendalikanmu membeli mainan kereta Thomas. Mungkin sudah lebih dari 20 buah kereta mainan sudah kami belikan. Dari yang termurah, harga puluhan ribu. Sampai yang mahal harga ratusan ribu.
Apapun, kami bangga memilikimu nak. Selamat ulang tahun yang ke 4 nak. Semoga panjang umur, tumbuh menjadi manusia yang berguna bagi nusa bangsa dan agama. Mampu membanggakan orang tua. Amin.
Tidak ada embah dari Trenggalek. Karena embah Kakung juga dalam keadaan sakit stroke. Dan embah putri baru saja kecelakaan.
Maka, hanya saya -ayahnya- yang menunggui ibunya. Berjuang untuk menghantarkannya menginjakkan kaki di dunia ini. Dan ternyata, di tanggal yang cantik ini, dia lahir. Dengan normal. Dengan pertolongan seorang bidan. Hanya 2 jam saja dia membuat kami semua khawatir. Dan lahir dengan selamat.
Dalam suasana puasa kami menyambut kehadirannya. Mencoba dengan segenap kemampuan kami. Dengan keterbatasan pengalaman kami. Tanpa tuntunan dari para orang tua.
Sekarang anak ini sudah 4 tahun.
Di tahun pertama. Betapa kami harus bersusah payah membesarkannya. Dengan kondisi lahir yang kurang berat.badan. Akhirnya di matanya terbayang warna kuning. Kami berusaha menghilangkan warna kuning di matanya. Dengan cara tradisional. Setiap pagi harus berjemur di matahari pagi.
Tidak hanya itu saja. Sebagai anak kedua, dia sangat rewel dibandingkan kakaknya. Dia tidak mau minum susu dengan botol. Sementara ASI ibunya tidak mampu mengenyangkannya. Apalagi ibunya harus bekerja tiap hari. Maka terpaksa tiap hari susu diminumkan dengan sendok. Tentu saja bayi ini tidak dengan sukarela mau minum dengan sendok.
Kehadirannya juga membuat beberapa target tertunda. Ibunya yang dipanggil diklat pra jabatan, harus menunda karena baru melahirkan 3 minggu. Sampai kemudian menjelang satu tahun, barulah bisa melaksanakan diklat pra jabatan.
Dan ajaibnya, ternyata bayi kami tidak selalu menyulitkan. Hanya berselang 3 hari sebelum ibunya berangkat pra jabatan, si bayi mau minum dengan botol (dot). Sungguh, saat itu kami takjub. Ternyata Alloh memberikan kemudahan kepada kami.
Hingga tahun kedua dan ketiga, kamu tumbuh dengan pesat. Kamu tumbuh menjadi anak yang menggemaskan. Tidak saja bagi kami orang tuanya. Banyak orang gemas melihat kelucuan anak kami. Sedikit gendut, namun tetap lincah. Bicaranya banyak. Suka akting. Dan termasuk anak yang pemberani.
Mengherankan juga. Anak ini dengan sendirinya tidak mau minum susu. Malahan susu yang kami beli untuk jatah 1 bulan, tidak habis sampai berbulan-bulan. Walau kadang-kadang saat tidur malam, kami masih bisa meminumkan susu buatnya.
Hanya satu yang agak merisaukan kami. Yaitu kesulitan kami untuk mengendalikanmu membeli mainan kereta Thomas. Mungkin sudah lebih dari 20 buah kereta mainan sudah kami belikan. Dari yang termurah, harga puluhan ribu. Sampai yang mahal harga ratusan ribu.
Apapun, kami bangga memilikimu nak. Selamat ulang tahun yang ke 4 nak. Semoga panjang umur, tumbuh menjadi manusia yang berguna bagi nusa bangsa dan agama. Mampu membanggakan orang tua. Amin.
Komentar
Posting Komentar