Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014

REPARASI HEAD LAMP

Sudah beberapa lama saya merasakan lampu utama (head lamp) si Ghia kurang terang. Selain kurang terang, juga tidak fokus. Tidak ada titik jatuh. Kalo papasan dengan motor saja, rasanya sudah tidak bisa lihat jalan. Kalau melewati jalan yang mempunyai marka (pulau jalan), rasanya khawatir sekali lewat jalur kanan. Usut punya usut, ternyata reflektornya sudah tidak mengkilat lagi. Bahkan di beberapa bagian sudah berwarna coklat akibat karat.  Ada ide untuk melapisi dengan krom di tukang krom. Namun ada informasi bahwa biayanya cukup mahal. Akhirnya, timbul ide untuk melapisi reflektor dengan menggunakan scotlight. Tapi ada kekhawatiran akan cepat rusak, karena kena panas dari lampu. Hingga ketemu dengan tambalan panci. Akhirnya, proyek reparasi headlamp dimulai. Bahan : Tambalan panci. Saya beli lembaran kecil seharga Rp. 1000 per lembar.  Saya beli 10 buah.       2.  Lem sealent (lem akuarium). Beli harga Rp. 9000. Langkah kerja : Lepas headlamp dari mobil. Ternyat

GANTI SILINDER HEAD

Setelah ganti noken as  belum  setahun yang lalu, ternyata problem suara kasar muncul lagi. Baru beberapa bulan, problem suara kasar muncul lagi. Semakin lama semakin keras. Kemudian disusul kejadian si Ghia mengalami musibah templar pecah. Menurut montir di bengkel Trowulan, akibat stelan klep yang terlalu rapat. Mungkin upaya untuk memperhalus mesin. Konsultasi dengan bengkel, ternyata penggantian noken as copotan memang jarang yang berhasil. Suara kasar selalu masih ada. Bahkan seringkali tidak membuat suara jadi halus. Akhirnya ada ide untuk mengganti silinder head 1 set copotan.  Selanjutnya berburu silinder head. Di daerah Surabaya/Sidoarjo, ganti silinder head ditawarkan 3 juta. Terima bersih. Sempat kontak Om FLB yang sempat menawarkan silinder headnya di Blognya (www.fordlaserbogo.blogspot.com). Namun, mungkin karena Om Flb bukan pedagang, negosiasi berjalan sangat lambat. Untungnya ada Om Shofi di Solo yang merespon dengan cepat. Akhirnya satu set silinder head saya da

BUSHING LOWER ARM

Kali ini saya akan menceritakan mengenai perbaikan bushing arm depan. Orang biasa mengatakan sayap depan. Gejala yang saya rasakan pertama kali adalah getaran saat gas pertama. Karena kondisi kampas kopling dan matahari baru berumur 2 tahunan, maka faktor ini saya abaikan. Cek engine mounting, OK. Cek pangkon mesin, OK. Maka sementara tidak terpecahkan. Kemudian semakin lama, ada gejala baru. Stir tidak stabil. Kadang narik ke kanan, kadang narik ke kiri. Kemudian kalau melibas gundukan, polisi tidur atau jalan tidak rata, terdengar suara gludhug-gludhug dari kiri depan.  Sempat curiga ball joint atau bearing. Maka, lanjutkan pengecekan. Ban depan di dongkrak. Dalam kondisi ban menggantung, ban digoyang-goyang. Nampaklah bahwa yang goyang adalah bagian depan sayap kiri. Melihat posisinya, nampaknya tidak susah untuk bongkar sendiri. Maka, mulailah proyek bongkar lower arm depan (sayap depan). Tetapi kemudian masalah timbul.  Ternyata baut yang mengikat sayap sudah  tua. Sekal

KASET ADAPTOR 2

Melanjutkan artikel kemarin. Berikut ini saya sampaikan langkah-langkah membuat kaset adaptor sendiri. Dengan berbekal informasi dari internet, maka proyek pembuatan kaset adaptor dimulai. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : Cari head dari tape. Bisa beli baru di toko atau dengan mengambil dari tape bekas yang sudah tidak terpakai. Saya mendapatkan head dari blusukan di loakan. Dengan harga 2 ribu saja. Dapat mekanik tape rusak, dengan 2 head. Satu saya pakai sendiri, dan yang satunya saya kasihkan tetangga yang tertarik untuk mengikuti jejak saya. Cari Kaset bekas. Yang sudah rusak nggak apa-apa. Karena yang digunakan hanyalah kotaknya saja.      Keluarkan pita dari dalam kaset. Semua isi kaset dikeluarkan. Kemudian buat dudukan untuk head dengan menggunakan solder atau pucuk pisau yang dipanaskan. Pasang head pada tempat tadi. Atur posisinya agar sesuai atau pas dengan posisi head dari tape saat menekan pita.  Setelah posisi head dirasa pas, pasang

KASET ADAPTOR

Sampai saat ini, saya sekeluarga sering menempuh perjalanan panjang. Dari Surabaya - Magetan atau Surabaya - Trenggalek. Perjalanan berkisar antara 4-5 jam kalau lancar. Dan akan bertambah kalau kondisi macet. Kondisi ini, sering terjadi saat-saat menjelang liburan. Perjalanan yang panjang itu sering menimbulkan kejenuhan. Apalagi tape (Head Unit) si Ghia masih standart. Hanya Radio dan Tape saja. Mendengarkan radio belum tentu sesuai dengan selera kita. Sedangkan mau memutar kaset, terlalu ribet. Beberapa waktu yang lalu, masalah terselesaikan dengan memakai FM Modulator. Yaitu sebuah perangkat pemutar MP3 dari Flashdisk atau memory card. Yang kemudian memancarkan gelombang FM untuk ditangkap HU si Ghia dan diperdengarkan. Foto : FM Modulator. Masalah kemudian timbul lagi karena si kecil mempunyai kebiasaan menonton film di tablet selama perjalanan.  Film Thomas, Shaun the sheep ataupun Dora. Kemudian jadi sering protes tidak kedengaran kalo kita sedang memutar musik. Akh

BUSHING LENGAN PERSNELENG

Sudah lama sekali saya merasakan kalau tongkat persneleng terlalu rebah. Kalau mau oper persneleng ke gigi 1 atau 2, sampai menyentuh bangku sebelah kiri. Kalau pada posisi netral, tongkat persneleng tidak mau kembali tegak. Usut punya usut, dari informasi hasil googling ternyata problemnya dari karet bushing. Kebetulan, waktu kopdar di alun-alun Sidoarjo, mas Eko Prasetyo sempat cerita bahwa baru mengganti part ini. Harganya murah, hanya 20ribu. Akhirnya pulang kerja, saya mampir di toko yang diinfokan oleh Mas Eko, Beli bushing persneleng. Penjualnya langsung kasih. Harga 20ribu isi 6 pcs plus bautnya. Foto 1 : Gambar bushing persneleng. Keesokan harinya, langsung action. Bongkar tongkat persneleng. Langkah-langkahnya adalaj sebagai berikut : Lepas dulu baut penghubung tongkat persneleng dan lengan persneleng. Untuk melepas harus ngolong. Sebelumnya, mobil harus di dongkrak dulu agar badan kita muat di kolong. Foto 2 : Baut penghubung tongkat dan lengan persnel